Cegah Penyakit Tetanus, Difteri, Dan Campak Pada Anak, Puskesmas Banjaragung Cipocok Jaya kota Serang Lakukan Sosialisasi Penyuntikan BIAS
PERSCILIK Serang- Untuk mencegah terjadinya kekhawatiran para orangtua dalam pelaksanaan Imunisasi di sekolah, sejumlah Walimurid Dan Dewan Guru Ikuti Sosialisasi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) oleh Puskesmas Banjaragung Cipocok jaya kota Serang, dalam upaya mencegah penyakit menular seperti Tetanus Toxoid, Difteri, dan Campak di SD Islam An-Nur, Kamis (27/10/22).
Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat, oleh sebab itu Puskesmas Banjaragung giat lakukan sosialisasi ditiap sekolah Se_Kota Serang.
Kembali, sosialisasi yang dilaksanakan di Masjid SD Islam An-Nur ini, dilaksanakan pada Kamis 27 Oktober 2022, dimulai Pukul 08.00 s/d selesai.
Mega Martin menjelaskan, pemberian imunisasi untuk siswa SD perlu dilakukan karena sejak anak memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan tingkat kekebalan. Oleh sebab itu, Pihaknya menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia SD atau sederajat.
"Jadi sewaktu Bayi kan sudah diimunisasi setelah Dewasa itu tingkat kekebalan Tubuh menurun makanya kita lakukan imunisasi ulang, supaya untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh si Anak. Imunisasi ini tujuannya untuk memperpanjang masa perlindungan terhadap suatu penyakit tertentu,"Terang Mega selaku Dokter Puskesmas Banjaragung kepada audiens.
Mega juga menambahkan jenis Imunisasi yang akan diberikan untuk mencegah penyakit tertentu seperti Tetanus, Difteri, dan Campak, memiliki ketahanan perlindungan dengan jangka waktu yang lama.
"Tujuan khusus nya pertama Imunisasi TT atau Tetanus Toxoid, akan memberikan perlindungan selama dua puluh lima tahun, Difteri sepuluh tahun, dan Campak sepuluh tahun juga sama," ucapnya.
BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 5 di seluruh Indonesia.
"Jadi jika ada orang tua yang memiliki anak kelas satu, Kita akan memberikan penyuntikan dua kali. Penyuntikan ini tidak harus langsung saat itu juga, namun kita akan berikan jarak. Jaraknya itu dua atau tiga hari,"ujarnya.
"Imunisasi Campak akan diberikan kepada anak SD kelas satu, kalau yang Difteri Tetanus akan diberikan untuk kelas satu juga. Sedangkan bagi orangtua yang memiliki anak kelas Dua dan Lima akan diberikan suntikan Tetanus Toxoid,"lanjutnya.
Sedangkan dalam melakukan penyuntikan pihaknya akan memberikan jangkauan jarak waktu. Mega menilai, agar tidak terjadi rasa kekhawatiran pada orangtua, padahal boleh saja jika dilakukan secara bersamaan sekaligus.
"Penyuntikan ini tidak akan dilakukan pada saat itu juga, namun akan diberikan jarak. Jaraknya itu akan diberikan dua atau tiga hari. Hari pertama akan disuntikan Campak hari kedua Difteri, Tetanus, kemudian Lokasi penyuntikan nya berbeda biasanya hari pertama lengan kanan dan hari ke dua atau tiganya sebelah kiri,"Jelasnya.
Sementara untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh salah satu walimurid terkait adanya efek samping pasca imunisasi. Mega menjelaskan bahwa tidak ada efek samping yang berbahaya.
"Jika terjadi Demam, Ibu tidak usah Kwartir kita bisa bantu kompres dengan air hangat dibagian ketiak atau selangkangan, karena saya sarankan itu tempat pembuluh darah terbesar yang lebih cepat meredakan demam,"Tandasnya. (*/Reno)
Comments
Post a Comment